Kisah Santai Informatif – Belakangan ini muncul persepsi keliru di masyarakat terkait penyebab anak-anak yang harus menjalani cuci darah. Banyak yang percaya bahwa konsumsi makanan tinggi gula atau garam, atau yang sering disebut junk food, dapat langsung menyebabkan anak-anak mengalami gagal ginjal yang memerlukan cuci darah. Namun, Ketua Divisi Nefrologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dr. Dany Hilmanto, menjelaskan bahwa anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Dr. Dany menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk mengeluarkan racun dari tubuh yang terakumulasi akibat proses metabolisme. Cuci darah menjadi alternatif bagi pasien gagal ginjal yang kesulitan mendapatkan ginjal baru dari donor untuk transplantasi. Ada dua jenis prosedur cuci darah: menggunakan mesin hemodialisis atau peritoneal yang mengganti selaput pada perut. Saat ini, dokter lebih sering merekomendasikan cuci darah peritoneal untuk pasien dengan gangguan ginjal kronik.
Baca Juga : Menjaga Kesehatan Saluran Cerna Anak untuk Pertumbuhan Optimal
Menurut Dr. Dany, penyakit ginjal kronik yang memerlukan cuci darah lebih umum terjadi pada orang dewasa. Pada anak-anak, terutama yang berusia hingga lima tahun, gagal ginjal biasanya disebabkan oleh kelainan struktural pada saluran kemih, seperti sumbatan. Untuk anak usia lebih dari lima tahun, penyebabnya lebih sering adalah penyakit glomerular, yang dikenal juga sebagai bocor ginjal. Dr. Dany menegaskan bahwa junk food tidak secara langsung menyebabkan anak-anak harus menjalani cuci darah. Makanan tinggi gula dan garam memang berisiko menyebabkan hipertensi atau diabetes mellitus, yang dalam jangka panjang bisa berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal kronik. Namun, proses ini memerlukan waktu yang lama, bahkan puluhan tahun, sebelum bisa menimbulkan masalah ginjal yang serius.
Dr. Dany juga menjelaskan tentang fungsi ginjal dalam tubuh manusia. Ginjal berperan penting dalam menyaring berbagai zat yang masuk ke tubuh, termasuk racun, dan menyerap kembali zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, ginjal juga mengeluarkan sisa-sisa racun, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta menghasilkan hormon yang mendukung pembentukan sel darah merah.
Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa penyebab gagal ginjal pada anak tidak semata-mata disebabkan oleh konsumsi junk food, melainkan faktor-faktor lain yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lama untuk berkembang.