Kisah santai informatif – Dollar Amerika diprediksi akan tersingkir dari transaksi antara Rusia dan China yang telah mengalami pergeseran besar dengan penggunaan mata uang nasional, baik itu yuan maupun rubel.[1] Presiden Rusia, Vladimir Putin,[2] menyatakan hal ini dalam kunjungannya ke Beijing, di mana ia memuji kerja sama perdagangan yang semakin erat antara kedua negara. Menurut Putin, hubungan yang kuat antara Moskow dan Beijing didasarkan pada prinsip saling menghormati, bertetangga yang baik, dan saling menguntungkan.
Putin menekankan bahwa meskipun pandemi virus corona dan berbagai tindakan pembatasan dari negara ketiga, perdagangan antara Rusia dan China terus meningkat. Pemimpin kedua negara telah membangun portofolio investasi yang solid di berbagai sektor.[4] Keputusan untuk beralih menggunakan rubel dan yuan dalam transaksi merupakan langkah strategis yang tepat dan memberikan dorongan besar bagi perdagangan keduanya.
“Dorongan kuat untuk memperluas perdagangan kami didasarkan pada keputusan bersama untuk melakukan transaksi dalam mata uang nasional. Sampai saat ini, 90% dari semua pembayaran dilakukan dalam rubel dan yuan,” ungkap Putin.[1]
“Baca: Keputusan Robin van Persie untuk Resmi Menggantikan Thom Haye” [3]
Melonjaknya omset perdagangan antara Rusia dan China menjadi bukti keberhasilan langkah ini. Menurut Putin,[2] omset perdagangan meningkat hampir 25% pada tahun 2023, mencapai angka yang mencengangkan sebesar USD227 miliar. Pengumuman ini disampaikan Putin selama kunjungannya ke China, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak dilantik untuk masa jabatan kelima sebagai presiden.
Selama kunjungannya, Putin juga menyoroti isu ekonomi global akan dollar amerika yang tersingkir dari transaksi dan memberikan teguran khusus kepada Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa Moskow tidak memilih dedolarisasi dalam ekonomi, tetapi menyebutnya sebagai proses yang tak terhindarkan.[1] Putin menilai tindakan Washington menggunakan dolar sebagai alat untuk kepentingan politik bisa merusak kepercayaan global. Pembatasan yang diberlakukan AS terhadap Rusia disebut Putin sebagai “kebodohan total” yang hanya akan merugikan kekuatan dan ekonomi Amerika. Dengan kerja sama yang semakin kuat antara Rusia dan China, serta langkah-langkah strategis dalam perdagangan dan mata uang, keduanya membuktikan bahwa mereka siap untuk menavigasi tantangan ekonomi global dengan kepercayaan diri dan kemandirian yang kuat.[4]
“Simak Juga: Inovasi Digital RS Premier Bintaro Percepat Pulihnya Kondisi Kesehatan Pasien” [5]
[1] https://ekbis.sindonews.com/read/1379359/178/bye-bye-dolar-as-transaksi-rusia-dan-china-90-persen-pakai-yuan-atau-rubel-1716041114
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Vladimir_Putin
[3] https://kasihterbaru.online/2024/05/18/robin-van-persie-resmi-menggantikan-thom-haye/
[4] https://www.voaindonesia.com/a/china-akan-perkuat-kerja-sama-strategis-dengan-rusia/7562523.html
[5] https://infoterpenting.com/kesehatan/inovasi-digital-di-layanan-kesehatan-rs-premier-bintaro-percepat-pemulihan-kondisi-pasien/