Sony Pertimbangkan Kenaikan Harga PS5 karena Tarif AS
Kisah Santai – Perang tarif antara Amerika Serikat dan China kembali menimbulkan dampak besar bagi industri teknologi global, termasuk dunia gaming. Kenaikan biaya produksi dan distribusi menjadi beban baru bagi produsen konsol, komponen komputer, dan game. Perubahan ini terasa jelas, terutama setelah muncul spekulasi kenaikan harga pada perangkat seperti Nintendo Switch 2.
“Baca Juga: Nissan Pangkas 10 Ribu Pekerja di Gelombang PHK Terbaru”
Microsoft lebih dahulu mengambil langkah untuk menaikkan harga konsol Xbox Series X/S dan game terkait. Melihat situasi ini, Sony mulai mempertimbangkan kemungkinan menaikkan harga PlayStation 5. Rencana ini disampaikan saat sesi Earning Call Sony, yang berlangsung bersamaan dengan laporan keuangan kuartal keempat tahun fiskal 2024.
Penjualan PS5 pada kuartal tersebut menunjukkan pertumbuhan pesat, bahkan mulai mengejar total penjualan PS4 sepanjang masa. Namun, kesuksesan penjualan ini tidak cukup untuk menutupi tekanan keuangan akibat perang tarif. Sony CFO Lin Tao menyebutkan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan dana sekitar 100 miliar Yen atau 512 juta dolar AS. Dana tersebut dibutuhkan untuk mengompensasi beban tarif serta dampak penurunan saham Sony sejak awal April 2025.
Untuk menutupi kerugian tersebut, Sony kemungkinan akan membebankan sebagian biayanya kepada pelanggan. Artinya, gamer yang berencana membeli PS5 atau game terbaru bisa merasakan dampaknya. Selain itu, biaya logistik dan distribusi juga diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat. Meskipun belum final, kenaikan harga menjadi opsi yang sedang serius dipertimbangkan oleh Sony.
CEO Sony, Hiroki Totoki, menyatakan bahwa perusahaan tengah mengkaji kemungkinan memproduksi PS5 secara lokal di Amerika Serikat. Langkah ini bertujuan menghindari tarif masuk yang tinggi dan menekan ongkos impor. Namun, tantangan besar menanti. Sebagian besar komponen PS5 masih diproduksi di berbagai lokasi global. Memindahkan produksi ke satu lokasi berisiko menimbulkan gangguan logistik dan peningkatan biaya produksi yang besar. Selain itu, Sony juga harus mempertimbangkan kesiapan infrastruktur, tenaga kerja lokal, serta rantai pasok baru yang harus dibangun dari awal untuk mendukung proses manufaktur secara efisien dan berkelanjutan.
“Baca Juga: Capcom Raih Rekor Penjualan Game Terbanyak”
Bagi konsumen, terutama calon pembeli PS5, situasi ini harus menjadi perhatian utama. Jika perang tarif terus berlanjut, kenaikan harga bisa mencakup konsol, game, dan aksesori. Sony belum mengambil keputusan akhir, tetapi opsi kenaikan harga tetap terbuka jika kondisi ekonomi tidak membaik. Untuk saat ini, satu-satunya harapan bagi gamer adalah meredanya ketegangan dagang antara Amerika dan China dalam waktu dekat.