Kisah santai informatif – Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Tesla dalam hal zero emisi karbon dan dampak yang ditimbulkan di lingkungan. Menurut laporan dampak terbaru perusahaan, emisi gas rumah kaca Tesla meningkat hampir 10 juta metrik ton CO2 dibandingkan tahun sebelumnya.[1] Angka ini melonjak dari 42 juta metrik ton pada 2022 menjadi lebih dari 50 juta metrik ton pada 2023. Itu artinya, hal ini menandakan peningkatan sekitar 20 persen. Sebagian besar emisi tambahan ini berasal dari rantai pasokan Tesla. Barang dan jasa yang dibeli menyumbang hampir 80 persen dari keseluruhan jejak karbon perusahaan.
Meskipun tantangan ini, Tesla tetap berkomitmen untuk mencapai net zero emisi sesegera mungkin. Dalam laporannya, perusahaan menguraikan berbagai langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan ini. Tesla juga menyadari risiko terbesar yang dihadapinya akibat perubahan iklim, dan mencatat bahwa rantai pasokan perusahaan semakin kotor selama setahun terakhir. Aktivis lingkungan terus mendorong regulator untuk menindak tegas emisi dari rantai pasokan, yang sering kali menjadi bagian terbesar dari jejak karbon perusahaan.
Tesla tampaknya sudah mengambil langkah untuk mematuhi aturan baru dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) yang mengharuskan lebih banyak transparansi seputar perubahan iklim. Proposal awal SEC pada 2022 mengharuskan perusahaan besar mengungkapkan emisi tidak langsung dari rantai pasokan dan penggunaan produk mereka.[1] Meskipun aturan ini menghadapi tantangan di pengadilan dan akhirnya dicabut dari peraturan iklim yang diselesaikan SEC pada Maret, perusahaan masih harus mengungkapkan data mengenai polusi karbon dari operasi langsung mereka dan penggunaan energi yang bersifat “material”.
Pada tahun 2023, Tesla melakukan penilaian keberlanjutan untuk menentukan area yang penting bagi bisnis, masyarakat, dan lingkungan.[1] Laporan tersebut mengidentifikasi 20 bidang fokus, termasuk manajemen risiko iklim, kualitas udara, penggunaan air, AI yang bertanggung jawab, serta kesehatan dan keselamatan pekerja. Tesla juga mengakui bahwa kekeringan merupakan risiko terbesar bagi manufaktur dalam jangka pendek. Sementara panas menjadi masalah yang lebih besar dalam jangka panjang.
“Baca: Tarif Bromo Melonjak Beresiko Merusak Citra Baik Objek Wisata di Mata Turis” [3]
Tesla mengoperasikan beberapa fasilitas di negara bagian AS yang kering dan bergulat dengan kenaikan suhu, seperti California, Nevada, dan Texas. Perusahaan mengatakan bahwa mereka menilai risiko iklim di setiap fasilitas manufakturnya. Hal ini termasuk banjir, hujan lebat, angin kencang, panas yang ekstrem, kebakaran hutan, dan kekeringan.
Dalam laporannya, Tesla mengakui bahwa mereka mungkin harus mengubah cara berbisnis untuk menurunkan emisi karbonnya.[2] Seiring dengan berkembangnya peraturan seputar manajemen emisi gas rumah kaca, perusahaan mungkin perlu melakukan investasi modal yang berbeda atau dipercepat dibandingkan dengan rencana yang ada, yang dapat berdampak pada profitabilitas. Meskipun jejak karbonnya telah meningkat, Tesla menilai bahwa hal ini tidak memperhitungkan polusi yang dihindari ketika konsumen beralih dari mesin pembakaran internal ke kendaraan listrik. Perkiraan Tesla menunjukkan bahwa para pelanggannya telah menghindari 20 juta metrik ton polusi CO2 pada tahun 2023.[4]
Dibandingkan dengan produsen mobil berbahan bakar bensin, jejak karbon Tesla masih jauh lebih kecil.[2] Sebagai contoh, jejak karbon Ford lebih dari tujuh kali lebih besar, yaitu 386 juta metrik ton CO2 pada tahun 2023.[4] Tesla mengklaim bahwa metode penghitungan gas rumah kaca yang umum digunakan tidak dibuat untuk perusahaan seperti Tesla yang memproduksi mobil listrik, panel surya, dan baterai yang menggantikan bahan bakar fosil.
“Simak juga: Kevin Sanjaya Pensiun, Era Baru Ganda Putra Indonesia Dimulai!” [5]
Kenaikan emisi gas rumah kaca Tesla menunjukkan bahwa Tesla masih menghadapi tantangan besar dalam upayanya untuk menjadi lebih ramah lingkungan.[1] Namun, dengan komitmen terhadap transparansi dan langkah-langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon, Tesla berusaha menjadi pelopor dalam industri otomotif yang lebih hijau. Semoga, dengan usaha yang terus menerus dan penyesuaian strategi bisnis. Tesla dapat mencapai tujuan net zero emisi dan menjadi contoh bagi industri lainnya.
[1] https://esgnow.republika.co.id/berita/se5eev425/tesla-berambisi-capai-net-zero-emisi-mungkinkah
[2] https://kupang.tribunnews.com/2024/05/25/tesla-inginkan-emisi-nol-bersih-tetapi-polusinya-meningkat-pada-tahun-2023
[3] https://infoterpenting.com/bisnis/tarif-bromo-melonjak-tak-wajar-merusak-citra-baik-di-mata-wisatawan/
[4] https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231207133125-641-1034123/emisi-karbon-global-sentuh-rekor-tertinggi-tahun-2023
[5] https://kasihterbaru.online/2024/05/26/kevin-sanjaya-pensiun-era-baru-ganda-putra-indonesia-dimulai/