Kisah Santai Informatif – Goldman Sachs, sebuah bank investasi global telah memperingatkan bahwa China mungkin menghadapi risiko penurunan ekonomi yang signifikan jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2024. Prediksi ini didasarkan pada rencana Trump untuk menerapkan tarif sebesar 60% terhadap barang-barang impor dari China. Hal ini tentu dapat mengancam sektor ekspor yang menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi China saat ini.
Hui Shan, kepala ekonom China di Goldman Sachs, menggarisbawahi pentingnya persiapan bagi pengambil kebijakan di China menghadapi potensi kebijakan tarif baru yang mungkin diterapkan tidak hanya oleh AS tetapi juga oleh mitra dagang utama China lainnya. Dia menyatakan kekhawatirannya bahwa kebijakan tarif tersebut tidak akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi China.
Sebagai salah satu mitra dagang terbesar China, AS memainkan peran kunci dalam ekspor China. Meskipun pertumbuhannya terbatas hanya mencatat kenaikan 1,5% pada paruh pertama tahun ini. Ancaman Trump untuk meningkatkan tarif impor telah menjadi sumber ketidakpastian tambahan bagi China. Negara Tirai Bambu telah berusaha mengurangi ketergantungan pada ekspor dengan memperkuat konsumsi domestik dan mengembangkan sektor manufaktur.
Meskipun demikian, ada pandangan yang berbeda di kalangan analis. Beberapa, seperti Ben Harburg dari Corevalues Alpha, percaya bahwa kemungkinan Trump kembali ke presiden AS justru dapat menguntungkan China dalam negosiasi perdagangan karena gaya transaksional Trump yang mungkin membuka peluang kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi China.
“Baca Juga: Periode Sulit Tesla, Krisis Keuangan dan Upaya Bangkit Kembali”
Namun, tantangan besar bagi China juga terlihat dari dalam negeri sendiri. Sektor properti yang lesu dan pertumbuhan konsumsi yang lambat telah menekan ekonomi. Beijing dihadapkan pada kebutuhan untuk mengimbangi penurunan ini dengan dukungan kebijakan yang tepat. Disamping itu China harus tetap mempertahankan stabilitas dalam hubungan perdagangan dan eksternalnya.
Dalam analisisnya, Citi menyoroti pentingnya kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan PDB riil China. Sementara memperingatkan bahwa pelemahan ekonomi global dan ketidakpastian perdagangan dapat membatasi ruang kebijakan yang tersedia untuk Beijing dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
“Simak Juga: Kebijakan Kontroversial Izin Tambang kepada Ormas”