Kisah santai informatif – Orang tua yang mendapatkan pelatihan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas parenting bagi anak, demikian yang dikutip dari pernyataan Tanoto Foundation.[1] Fitriana Herarti, ECED Ecosystem Development Lead Tanoto Foundation, menekankan pentingnya peran aktif dan kapasitas yang memadai dari orang tua dalam pengasuhan anak usia dini.
“Berbagai fakta tentang perkembangan otak menunjukkan pentingnya keterlibatan aktif dan kapasitas yang memadai dari orang tua. Pengasuhan tidak lagi cukup didasari oleh insting atau meniru cara pengasuhan orang tua kita dulu. Terutama karena anak usia dini memiliki kebutuhan spesifik yang berbeda dengan kelompok usia lainnya,” ujar Fitriana dalam keterangan resminya.[4]
“Baca juga: 3 Titik Area Kawasan Ekonomi Khusus Terbaru di Indonesia Sudah Disetujui” [3]
Fitriana menjelaskan bahwa banyak orang tua belum memahami pentingnya usia emas anak yang dimulai pada lima tahun pertama. Pada periode ini, tumbuh kembang anak berlangsung sangat pesat dan tidak akan terulang lagi di periode selanjutnya. Hasil riset ilmu syaraf dan perilaku selama beberapa dekade menunjukkan bahwa perkembangan otak dimulai sejak masa kehamilan dan mencapai 80 persen di usia tiga tahun.[4] Perkembangan ini menjadi fondasi untuk capaian belajar, kesehatan, dan perilaku anak di periode usia selanjutnya.
Interaksi dua arah (serve and return) antara orang tua atau pengasuh utama dengan anak menjadi kunci perkembangan otak yang optimal.[4] Sebaliknya, interaksi negatif seperti kekerasan, pengabaian, dan kurangnya pemenuhan kebutuhan kesehatan serta gizi dapat menghambat optimalisasi perkembangan otak.
“Karena itu, pengasuhan di tiga tahun pertama harus memastikan anak mendapatkan sejumlah hal, seperti kesehatan yang baik, imunisasi wajib, kebiasaan hidup bersih dan sehat, serta nutrisi yang mencukupi,” jelas Fitriana.[4]
Hasil riset Tanoto Foundation selama satu tahun di Jakarta, Pandeglang, dan Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa orang tua yang menerima pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas parenting pada lima komponen utama mampu membantu anak mereka mencapai peningkatan kemampuan berpikir, bahasa, motorik, dan sosial-emosional lebih baik dibandingkan anak-anak dari orang tua yang tidak mendapatkan pelatihan.[1]
Studi ini juga menguji kualitas pengasuhan anak di rumah melalui instrumen Home Observation for Measuring the Environment (HOME).[2] Pada kelompok intervensi, terlihat peningkatan besar pada aspek-aspek utama pengasuhan anak, seperti responsivitas dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, pengelolaan kegiatan sehari-hari, ketersediaan dan variasi bahan-bahan belajar melalui bermain, serta keterikatan emosional anak dengan orang tua.
“Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan pengasuhan orang tua untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Masih banyak orang tua yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pengasuhan yang baik dan responsif bagi anak-anak mereka di usia 0 hingga 3 tahun,” tutup Fitriana.[2]
“Simak juga: Punipun dan Kameaam, Aksi Duo Imut yang Mengguncang Dunia Free Fire” [5]
[1] https://www.antaranews.com/berita/4127667/orang-tua-terlatih-lebih-mampu-tingkatkan-kualitas-pengasuhan-anak
[2] https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/05/29/kualitas-pengasuhan-orangtua-dukung-tumbuh-kembang-anak-usia-dini
[3] https://infoterpenting.com/bisnis/kawasan-ekonomi-khusus-terbaru-di-indonesia-3-titik-area-sudah-disetujui/
[4] https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/673994/orangtua-terlatih-lebih-mampu-tingkatkan-kualitas-pengasuhan-anak-mengapa
[5] https://kasihterbaru.online/2024/05/29/punipun-dan-kameaam-duo-imut-yang-mengguncang-ff/