Kisah santai informatif – Musim kemarau telah tiba! Begitulah informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).[4] Tapi tunggu dulu, kenapa hujan masih rajin mengguyur beberapa daerah? Mungkin banyak di antara kamu yang masih bertanya-tanya akan hal tersebut. Apalagi untuk beberapa daerah di Indonesia, curah hujan di bulan Juni ini masih termasuk lumayan tinggi dan sering terjadi. Nah, di bahasan kali ini, kita akan sedikit membahas lebih dalam mengenai fenomena cuaca di bulan Juni ini. Oleh karena itu, yuk, kita ungkap rahasianya pada penjelasan selengkapnya di bawah ini!
BMKG telah memprediksi bahwa pada Juni 2024, beberapa wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau.[2] Wilayah tersebut meliputi Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan. Di sisi lain, Bali, NTB, dan NTT sudah lebih dulu merasakan kemarau. Namun, meski kemarau telah dinanti, hujan masih bersikeras untuk hadir di beberapa provinsi tersebut. Apa yang terjadi?
Dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 18 hingga 24 Juni, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk berbagai wilayah. Potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih mengintai provinsi-provinsi berikut:
Tidak hanya itu, meski tidak ada Kategori Siaga, Kategori Waspada berlaku di Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
“Baca: Keberadaan David Alaba Beri Aura Positif Bagi Performa Timnas Austria di Euro 2024” [3]
BMKG mengidentifikasi beberapa dinamika atmosfer yang berperan penting dalam pembentukan awan hujan konvektif.[2] Apa saja dinamika atmosfer yang dimaksudkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika itu? Berikut penjelasan selengkapnya pada beberapa rangkuman singkat di bawah ini.
BMKG juga mendeteksi curah hujan tinggi atau ekstrem (di atas 150 mm) pada dasarian II Juni (tanggal 10-20).[4] Contohnya, di Amahai (Maluku) mencapai 196,0 mm, dan di Timika (Papua Tengah) mencapai 158,8 mm. Selain itu, hujan lebat hingga sangat lebat juga terpantau di Samarinda, Papua Barat, Bandara Soekarno-Hatta, dan Sumatra Utara.[1] Jadi, meski kita sudah memasuki musim kemarau, hujan masih enggan pergi berkat berbagai fenomena atmosfer yang menarik ini. Tetap waspada dan siapkan payungmu, ya!
“Simak juga: Penampilan Mengejutkan dari Sean Gelael di Acara Le Mans” [5]
[1] https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240617211411-641-1110937/prediksi-cuaca-sepekan-tak-ada-yang-lebih-tabah-dari-hujan-bulan-juni
[2] https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/06/03/mengapa-hujan-lebat-masih-terjadi-meskipun-saat-ini-musim-kemarau
[3] https://infoterpenting.com/kesehatan/david-alaba-keberadaannya-di-euro-2024-hadirkan-peran-penting-bagi-performa-timnas-austria/
[4] https://www.bmkg.go.id/iklim/dinamika-atmosfir.bmkg
[5] https://kasihterbaru.online/2024/06/18/sean-gelael-mengesankan-pada-acara-le-mans-24-jam/