Kisah Santai – FC Abalos, sebuah klub sepak bola perempuan amatir di Athena, Yunani, baru-baru ini merilis jersey dengan desain unik sebagai bagian dari kampanye kesadaran kanker payudara. Inisiatif ini menarik perhatian publik dan menegaskan posisi sepak bola perempuan sebagai platform yang mendukung kesetaraan gender dan isu-isu sosial.
Bukan hanya FC Abalos yang menunjukkan inklusivitas. Beberapa klub sepak bola di Eropa secara terbuka mengakomodasi atlet nonbiner dan menghilangkan batasan usia bagi para anggotanya. Majalah Run Don’t Walk pernah menampilkan tiga klub yang dijalankan sepenuhnya oleh, menonjolkan keterbukaan dan inklusivitas yang jarang ditemukan di dunia sepak bola pria.
“Baca juga: MPL ID S14 Week 9: Penting untuk Playoff dan Upper Bracket”
Sejak awal, sepak bola perempuan dirancang sebagai ruang aman bagi atlet wanita dan nonbiner, melawan isu yang sering terjadi dalam sepak bola pria seperti homofobia, rasisme, dan hooliganisme. Banyak atlet perempuan terbuka mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ+ tanpa takut akan diskriminasi.
Nilai-nilai progresif seperti toleransi dan kesetaraan gender sangat kuat dalam komunitas sepak bola. Kampanye sosial yang mereka usung mencakup isu-isu penting. Seperti kesetaraan gaji antara atlet pria dan perempuan serta penolakan terhadap kekerasan domestik.
Meski sepak bola perempuan terkenal dengan inklusivitas gender, isu rasial masih belum sepenuhnya terselesaikan. Kasus seperti yang dialami Eniola Aluko, atlet kulit hitam asal Inggris yang mengalami perundungan rasis di Timnas Inggris pada 2015. Menunjukkan bahwa masalah rasial masih ada di balik citra progresif ini.
Di level klub, keberagaman rasial sedikit lebih baik. Klub seperti Baesianz FC di London dan Turkiyemspor di Berlin menunjukkan komitmen pada multikulturalisme dan inklusivitas etnis.
Sepak bola perempuan terus berkembang dengan potensi besar untuk menjadi industri yang menjanjikan. Laporan TGM Global EURO 2024 menunjukkan peningkatan jumlah penggemar , terutama di Afrika dan Asia Pasifik. Peningkatan ini membuka peluang investasi dan komersialisasi dalam olahraga ini.
Dari segi visual branding, klub sepak bola juga lebih inovatif. Jersey dengan desain artistik dan palet warna segar, seperti yang dirilis oleh FC Abalos dan Baesianz FC, menunjukkan kreativitas yang melampaui standar tim sepak bola pria.
“Simak juga: 5 Cara Menyembunyikan Aplikasi di HP Android untuk Jaga Privasi”
Meski masih menghadapi isu rasial, nilai-nilai progresifnya tetap menjadi kekuatan utama. Inisiatif dalam memperjuangkan kesetaraan dan inovasi mereka dalam branding membuat sepak bola wanita layak mendapat perhatian lebih luas.