Kisah Santai Informatif – Ganjar Pranowo, Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) dan mantan calon presiden. Beliau menekankan pentingnya tata kelola dalam hilirisasi nikel saat peluncuran buku “Menuju Indonesia Emas” pada Senin, 19 Agustus 2024. Dalam acara yang digelar di Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut. Ganjar menyebutkan bahwa meskipun nikel merupakan komoditas yang menarik dan banyak diminati untuk ditambang, dampak lingkungannya perlu diperhatikan.
Ganjar menjelaskan bahwa perlu adanya pengaturan yang lebih baik dalam pengelolaan tambang nikel untuk menghindari kerusakan lingkungan. Dia percaya bahwa dengan tata kelola yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi nikel untuk mencapai kemakmuran dan sukses dalam penerapan energi terbarukan. “Hilirisasi nikel harus diimbangi dengan pengelolaan yang cermat agar tidak merusak lingkungan,” katanya.
Peluncuran buku ini tidak hanya memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Akan tetapi juga sebagai bagian dari Dies Natalis ke-75 Universitas Gadjah Mada. Buku yang berjudul “Menuju Indonesia Emas: Berkeadilan, Bermartabat, Berkelanjutan dan Berketahanan Iklim” ini dirilis oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM dan lembaga kajian independen Sustainitiate.
Baca Juga : Kontroversi Grok: AI Chatbot Milik Elon Musk dan Konten Sensitif
Direktur Sustainitiate, Nazir Foead, menyoroti pentingnya pemanfaatan kekayaan alam Indonesia secara adil dan berkelanjutan. Dia menggarisbawahi perlunya pemerataan pembangunan hingga ke tingkat akar rumput dan perhatian terhadap kelompok marjinal. Foead juga menyinggung perubahan iklim yang membawa tantangan baru bagi ekosistem dan berbagai sektor kehidupan. “Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, pembangunan harus berkeadilan dan memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sudjito, mengingatkan bahwa krisis perubahan iklim memerlukan strategi yang lebih efektif, tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi juga lokal. Dia mengakui adanya perhatian besar terhadap isu lingkungan, pangan, dan energi, namun perlu adanya strategi terobosan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Buku setebal 298 halaman ini membahas enam topik utama: kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan berbasis pembangunan desa; pencapaian kehidupan cerdas; pemerataan pembangunan; kesehatan dan resiliensi terhadap perubahan iklim; pembangunan berbasis sumber daya alam; dan ekonomi hijau. Buku ini mengandung tulisan dari berbagai praktisi dan akademisi yang menawarkan solusi untuk permasalahan strategis seperti krisis pangan, energi, dan degradasi lingkungan.
CEO Katadata, Metta Dharmasaputra, menilai buku ini menggambarkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas dan mengharapkan buku ini memicu diskusi produktif. “Semoga peluncuran buku ini dapat membuka ruang diskusi baru dan mendukung pencapaian Indonesia Emas,” kata Metta.
Simak Juga : Istrinya Hamil lagi Meski Telah Vasektomi, Suami Tuntut Klinik