Kisah Santai Informatif – Produksi air susu ibu (ASI) umumnya terkait erat dengan proses kehamilan dan persalinan. Namun, beberapa wanita mengalami kondisi di mana ASI dapat keluar tanpa pernah hamil sebelumnya. Fenomena ini dikenal sebagai galaktorea, dan bisa menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang mengalaminya. Para dokter memberikan penjelasan mengenai kondisi ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Galaktorea disebabkan oleh peningkatan kadar hormon prolaktin di dalam tubuh. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, dan biasanya meningkat pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Namun, beberapa kondisi seperti gangguan hormonal, stres, atau penggunaan obat tertentu juga dapat memicu peningkatan prolaktin pada wanita yang tidak hamil.
“Baca Juga : Usai Makan Burger McDonald’s, 1 Orang Meninggal dan 75 Sakit”
Beberapa jenis obat, terutama antidepresan, antipsikotik, dan obat tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan keluarnya ASI. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi kadar prolaktin dan menyebabkan galaktorea. Dokter biasanya akan mengevaluasi jenis obat yang sedang digunakan dan mungkin menggantinya jika ternyata itu menjadi penyebab keluarnya ASI.
Kelenjar pituitari, yang berada di otak, berperan dalam mengatur produksi prolaktin. Jika ada gangguan pada kelenjar ini, seperti tumor jinak yang disebut prolaktinoma, kadar prolaktin bisa meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan ASI keluar tanpa kehamilan. Diagnosis prolaktinoma memerlukan tes darah dan pencitraan medis.
“Simak juga: Resiko Batu Ginjal Akibat Minum Kopi? Mitos atau Fakta?”
Stres juga dapat memicu perubahan hormon dalam tubuh, termasuk peningkatan prolaktin. Wanita yang mengalami stres berlebihan mungkin mengalami galaktorea sebagai akibatnya. Mengelola stres dengan baik dapat membantu mengurangi risiko keluarnya ASI tanpa sebab jelas.
Galaktorea umumnya bukan kondisi yang berbahaya, namun bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang mendasarinya. Jika galaktorea terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala lain seperti sakit kepala atau gangguan penglihatan, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan untuk mencari penyebab galaktorea. Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar prolaktin adalah langkah awal yang umum dilakukan. Jika kadar prolaktin tinggi, dokter mungkin akan melakukan tes tambahan seperti MRI untuk memeriksa kelenjar pituitari.
Jika galaktorea disebabkan oleh obat-obatan, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau mengganti obatnya. Jika penyebabnya adalah prolaktinoma, dokter bisa merekomendasikan obat-obatan yang dapat mengurangi ukuran tumor. Selain itu, mengurangi stres melalui meditasi atau aktivitas relaksasi juga bisa membantu mengurangi gejala.
Untuk mencegah terjadinya galaktorea, wanita disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dan menghindari stres yang berlebihan. Selain itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai efek samping obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin, terutama jika ada kemungkinan pengaruhnya pada produksi hormon.