Kisah Santai Informatif – Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa megathrust bukanlah fenomena baru, melainkan telah ada sejak lama. BMKG menyatakan bahwa saat ini tidak ada indikasi gempa akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, ada dua wilayah yang diperkirakan berpotensi mengalami gempa, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
BMKG mengidentifikasi bahwa zona megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut telah mengalami kekosongan gempa besar (seismic gap) selama ratusan tahun. Potensi magnitudo gempa di Selat Sunda dapat mencapai 8,7, sedangkan di Mentawai-Siberut potensi magnitudo bisa mencapai 8,9. Data dari BMKG menunjukkan bahwa belum lama ini tidak terjadi gempa besar pada zona megathrust tersebut, seperti yang diberitakan Antara.
Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona megathrust, yaitu area pertemuan antara lempeng tektonik. Zona ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu, seiring dengan pembentukan rangkaian busur kepulauan Indonesia. Pertemuan antar lempeng ini memiliki potensi untuk memicu gempa kuat serta tsunami di wilayah tersebut.
Baca Juga : Jaga Kualitas Udara Jakarta, KLHK Hentikan Operasi 11 Perusahaan Penghasil Emisi
Di Indonesia, zona megathrust terletak di daerah subduksi aktif, seperti subduksi Sunda yang mencakup wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Selain itu, ada juga daerah subduksi aktif lainnya seperti subduksi Banda, lempeng Laut Maluku, Sulawesi, lempeng Laut Filipina, dan Utara Papua. Daerah subduksi ini dibagi menjadi beberapa segmentasi yang menjadi sumber gempa zona megathrust.
Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa dari Pusat Studi Gempa Nasional 2017, berikut adalah beberapa zona megathrust di Indonesia beserta potensi kekuatannya:
Penting untuk memahami potensi risiko gempa di berbagai wilayah ini, meskipun saat ini tidak ada prediksi terjadinya gempa dalam waktu dekat. Kesiapsiagaan tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan bencana.
Simak Juga : Kafein Tinggi, Risiko Jantung Meningkat? Simak Penjelasannyaa